Dari hasil survey di beberapa tempat belanja, stok masker penutup wajah semakin menipis. Bahkan di beberapa pusat perbelanjaan stok kedua barang tersebut kosong. Padahal, masker banyak dibutuhkan.
Bukan hanya untuk mencegah penularan virus Corona yang belakangan ini ramai diperbincangkan, tapi juga untuk kebutuhan lainnya seperti untuk orang yang punya penyakit kronis yang rentan tertular penyakit dan sebagainya. Dari sini, membuat masker sendiri adalah jalur alternatif sementara yang patut dicoba.
Langkanya masker penutup wajah adalah akibat dari hadirnya virus Corona di Indonesia. Di berbagai media berseliweran kabar tentang terduga pasien corona yang terus bertambah. Ditambah lagi dengan semakin ketatnya pengawasan terhadap orang yang baru datang dari luar negeri dan ditutupnya akses masuk ke negara tertentu sebagai bentuk kewaspadaan pemerintah terhadap penyebaran virus Corona. Tentu saja ini membuat banyak orang menjadi panik.
Kepanikan ini mendorong masyarakat untuk memborong berbagai kebutuhan seperti bahan pangan sampai masker penutup wajah. Penjualan masker penutup wajah melonjak drastis, sampai-sampai stock habis. Padahal Menteri Kesehatan, Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp. Rad. telah menyatakan bahwa masker hanya untuk orang yang sakit, karena virus Corona tidak menular melalui udara, tapi dari kontak langsung dengan pasien Corona. Seperti terkena percikan liur saat orang tersebut batuk atau saat bersin.
Selain karena kebutuhan masker yang naik drastis, hilangnya masker dari peredaran juga disebabkan oleh oknum yang dengan sengaja menimbun masker, baik untuk keperluan pribadi maupun untuk dijual lagi dengan harga yang melambung tinggi. Jika kebutuhan masker penutup wajah meningkat, tentu saja ini menjadi lahan keuntungan yang sangat strategis. Sampai-sampai, ada oknum yang menjual masker bekas rumah sakit untuk meraup keuntungan ditengah kegentingan.